Selasa, 30 Desember 2008

ventilator mekanik

SYSTEM VENTILASI MEKANIK
&
STERELISASI KOMPONEN VENTILATOR

Ns. Dan Tandi, S.Kep

Tujuan Pembelajaran

  1. Menjelaskan sistem ventilasi mekanik & klasifikasinya
  2. Menjelaskan cara-cara mengontrol system dan arus system
  3. Memahami prinsip kerja ventilator
  4. Masalah-masalah yang dapat terjadi selama menggunakan ventilator
  5. Cara sterelisasi komponen ventilator

SYSTEM VENTILATOR MEKANIK

Secara umum dan fisik terbagi atas beberapa karakteristik :

  1. Sumber Tenaga

-Tenaga Listrik

-Tenaga Paru-paru

- Kombinasi keduanya

  1. Tekanan

-Tekanan Positif

-Tekanan Negatif

3. System Kontrol

>System buka dan tutup saluran nafas untuk mengontrol fungsi ventilasi

>Panel Kontrol

hanya dapat dilakukan oleh satu jenis variabel pada saat bersamaan antara tekanan volume dan flow

Ada 4 Fase Cara Kerja Ventilasi Mekanik

1. Triggering/inisiating

yang memulai/memerintah sehingga ventilator bekerja, pemicunya bisa berasal dari :

a. Mesin : Atas dasar waktu

b. Pasien : Karena terjadi perubahan aliran udara / tekanan

2. Pembatasan/limitation

Variabel yang dibatasi antara lain

a. Volume

b. Pressure

3. Cycling (perpindahan dari fase inspirasi ke ekspirasi) Fase ekspirasi dimulai setelah :

    1. Volume yang masuk tercapai
    2. Tekanan (Pressure) yang masuk tercapai
    3. Volume inspirasi terlampaui
    4. Aliran udara mencapai setting

e. waktu

4. Fase Ekspirasi

pada fase ini bisa diberikan tekanan (PEEP) atau tidak

Peran perawat dalam tindakan ventilator

· Menetapkan ventilasi mekanik siap pakai

· Menentukan setting mode ventilator

· Menetukan Parameter mode ventilator

· Alarm pada posisi ON

· Pasien merasa nyaman

Setting mode ventilasi mekanik

1.CMV ( PCV,VCV)

2. ACMV

3. Syinchronous Intermittent Mandatory Ventilation ( SIMV )

4. Pressure Support Ventilation ( PSV )

5. Continous Positive Airway Pressure ( CPAP )

Control Mandatory Ventilation (CMV)

Sejumlah udara yang diinspirasikan oleh mesin kepada pasien yang dibatasi oleh volume control (VC) atau Pressure control (PC)

> Parameter VCV > Parameter PCV

a. TV a. RR

b. RR b. Inspirasi Time

c. FiO2 c. Inspirasi Pressure

d. I : E Ratio d. P E E P

e. P E E P e. FiO2

f. Sensitivity / Trigger

Synchronous Intermittent Mandatory Ventilation (SIMV)

Mode ini menekankan pada mandat yang telah ditentukan sehingga pasien bernafas pada waktu-waktu tertentu

Terkadang mode ini diberikan bersamaan dengan pressure support (PS) dengan SIMV Rate ditiadakan

> Parameter

a. TV

b. SIMV Rate

c. Inspirasi Time

d. Pressure Support

e. FiO2

f. P E E P

Continous Positive Airway Pressure (CPAP)

Dalam mode ini tiap inspirasi disuppor dengan preset constan pressure ( 15 – 35 cmH2O ), pasien harus melakukan trigger ventilator dan biasanya dikombinasi dengan SIMV.

Parameter :

a. PEEP

b. FiO2

Assist Controle (AC)

· Ventilator memulai inspirasi saat pasien menimbulkan sebuah tekanan negatif di dalam sirkuit ventilator

· Ventilator dapat memberikan nafas bantuan dengan volume/pressure tertentu

Parameter

  1. R R
  2. Fi02
  3. I : E Ratio
  4. Triger Sensitivity
  5. T V
  6. Inspirasi Pressure

1. Respirasi Rate ( RR )

a. Jumlah napas yang diberikan kepada pasien setiap menit

b. Diset diatas dan dibawah nilai normal

c. 10 – 14 x/menit

2. Tidal Volume ( TV )

a. Volume gas yang dihantarkan oleh Ventilator pada setiap siklus napas

Diset 6 – 8 ml/Kg.BB

b. Pada ARDS, gunakan volume lebih kecil 4 – 6 ml/Kg.BB untuk meminimalkan tekanan berlebihan didalam alveoli

3. Inspirasi : Ekspirasi Ratio ( I:E Ratio )

a. 1:2 / 1:1, merupakan nilai normal fisiologis inspirasi ekspirasi

b. Terkadang diperlukan fase inspirasi yang sama / lebih lama dibanding ekspirasi untuk meningkatkan PaO2

4. Inspirasi Pressure ( IP )

1. Mengatur/ membatasi jumlah pressure/volume cyiled ventilator.

- Pressure berlebih, dapat menyebabkan Barotrauma. sedangkan

- Volume berlebih dapat menyebabkan Valutrauma

2. Jika inspirasi pressure/valume tercapai maka ventilator menghentikan hantarannya dan alarm berbunyi.

3. Peningkatan pressure bila terjadi obstruksi, batuk, retensi sputum, ETT tergigit, fighting atau kingking.

4. Tidak melebihi 35 cm H2O.

5. FiO2 ( Fraksi Oksigen )

a. konsentrasi (%) oksigen yang dihantarkan oleh ventilator ke pasien

b. Konsentrasi 21 – 100 %

c. Awal 100 % tidak boleh terlalu lama

d. Dapat diweaning bertahap

e. Setting 100 % bila ada tindakan tertentu yang menginterupsi pemberian ventilasi,

berikan oksigen 100 % selama 15 menit.

6. Trigger / Sensitivity

a. Merupakan jumlah usaha nafas pasien yang diperlukan untuk memulai/trigger inspirasi ventilator

b. Setting à flow / pressure

c. Flow lebih baik untuk pasien yang sudah nafas spontan

d. Nilai sensitiviti maksimum;

- P – Trigger ( 0,5 cm H2O )

- F – Trigger ( 0,5 cm H2O )

7. Positive End Ekspiratori Pressure ( PEEP)

a. Merupakan tekanan positiv yang diberikan dijalan nafas (tepatnya di alveoli) pada akhir ekspirasi

b. Menyebabkan alveoli tetap dalam keadaan terbuka pada akhir ekspirasi

c. Diset 5 – 15 cmH2O.

Dampak :

* SaO2 dan PaO2 lebih baik.

* Volume paru

* Barotrauma

* Hipotensi akibat CO

Setting Alarm ventilator:

Alarm yang paling penting diset ;

1. Minit volum

2. Inspiratory pressure

Masalah-masalah yang dapat terjadi selama menggunakan ventilator

1. Mechanical Malfunction

2. Airway Malfunction

3. Pulmonary Barotrauma

4. Perubahan Hemodinamik ( Penurunan cardiac output dan venouse return )

5. Pulmonary atelektasis, Pneumonia

6. Infeksi

7. Kegagalan Weaning.

STERILISASI KOMPONEN VENTILATOR

Pengertian :

ANTISEPTIC : Bahan Yang Dipergunakan Untuk Membunuh Atau Menghambat Pertumbuhan Kuman Pada Jaringan Hidup

DESINFEKTAN : Bahan yang dipergunakan untuk mematikan kuman atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang berada pada benda mati

Tahapan

· CLEANING ® PEMBERSIH

· DESINFEKSI ® TINGGI/HIGH

RENDAH/LOW

· STERILISASI ® AUTO CLAVE / EO gas

· PENYIMPANAN ® ALMARI KHUSUS

Cleaning :

Definisi : Membuang semua debu, benda asing atau kotoran

Indikasi : Mendahului proses desinfeksi dan sterilisasi

Bahan : Sabun atau detergen, air dingin atau air hangat yang mengalir dan seringkali

Diperlukan sikat.

Desinfeksi :

Definisi : Membunuh/menghambat pertumbuhan mikriorganisme.

Indikasi : Untuk yang dalam penggunaannya kontak dengan mukosa membran dan alat

yang tidak dapat disterilkan misalnya ; alat listrik.

Desinfeksi untuk alat ventilator

- Transduser

- Kabel sensor humidifier

jenis : High Cidex

Low Alkohol, saflon 1 : 3

Sterilisasi :

Definisi : Mematikan semua bentuk kuman termasuk spora dengan memakai sarana fisik atau kimiawi

Indikasi : Semua alat yang langsung berhubungan dengan aliran darah atau jaringan yang secara normal steril ataupun alat yang masuk kedalam bagian tubuh yang tidak steril misalnya, semua tubing ventilator sebagai sarana transportasi gas ke tubuh, dll.

SIRKUIT VENTILATOR

acil1

Prosedur :

1. Tubing ventilator yang telah dipakai dibersihkan terlebih dahulu dengan sabun atau detergen, air dingin atau air hangat yang mengalir dan seringkali diperlukan sikat.

2. Tubing ventilator yang sudah bersih direndam dalam larutan desinfektan selama kurang lebih 24 jam.

3. Kemudian bilas kembali dengan air hangat yang mangalir (scrub station)

4. Keringkan dengan Tubedryer, bila ada.

5. Sesudah kering Tubing-tubing ventilator tersebut dibungkus :

a. Bila memakai sterilisator Ethylene Oxide gas (EtO) dibungkus memakai

kertas EtO..

b. Bila memakai sterilisator Autoclave, dibungkus dengan kain.

6. Khusus untuk alat ventilator Transduser, Kabel sensor humidifier, cukup di desinfeksi dengan Cidex (High) dan Alkohol, Saflon 1:3 (low)

Acil1

1 komentar:

  1. Hei.....
    Nih blog dikelola dong,
    jadi keliatan gersang nih..
    Aku dah pasang link di blog www.ruslanpinrang.blogspot.com
    Mana link ke blog-ku???????????????
    Awas dan,lu curang yah........

    BalasHapus